Sagitarius_Punya

Sabtu, 25 Juli 2009

Apakah Orang Melihat Pribadiku ,seperti aku melihat pribadiku???

Mei 20th, 2009 by msbuster

Ada banyak hal yang tidak seperti kita bayangkan…

sebagai contoh… ketika kita bicara, ketika kita berkomentar, ternyata orang tidak memberi respek yang baik, padahal kita merasa tidak berlebihan, merasa biasa saja…..

tapi tidak semua yang kita pikirkan itu mampu diterima orang lain…… dan tidak semua yang kita anggap baik itu adalah sesuatu yang cukup baik.

coba kita melihat diri kita dan pertanyakan pada diri kita:

  1. Ketika kita berbicara orang memberi memberi respek yang baik atau tidak?
  2. apakah orang memberi tanggapan positif terhadap opini kita.. atau mendatangkan kejenuhan dan kekesalan bagi orang lain?
  3. apakah kita siap dikritik orang lain??
  4. apakah orang enggan berteman dengan kita?
  5. apakah orang merasa gembira ketika kehadiran kita?

sedikit pertanyaan diatas mungkin bisa membantu kita

dikritik bukan suatu hal yang memalukan ataupun menyakitkan.. tapi dikritik akan membuat kita menjadi seseorang yang semakin pantas untuk dibanggakan. jangan sakit hati atau merasa marah.. terimalah setiap saran dari orang lain, pertimbangkan, dan periksa kembali ke diri kita.

jangan pernah Enggan untuk meminta maaf atau pun memaafkan.. karena itu jauh lebih indah dari segalanya…. Jangan enggan untuk memperbaiki diri karena gengsi… karena gengsi akan membuat kita jatuh dan tidak akan pernah menuju tingkat yang lebih tinggi…..

so…… kalo kita mengkritik.. kritiklah dengan kata - kata yang membangun…..

love u all my friend…..

posted by sagitarius_poenya at 19.54 0 comments

Live is Giving

Pendahuluan

Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berinteraksi dalam kehidupan saat ini. Disatu pihak, manusia memerlukan teknologi untuk dapat mengetahui hakekat alam dan isinya. Dilain pihak, keinginan manusia untuk menyelidiki atau meneliti alam dan isinya belum maksimal untuk ditunjukkan eksistensinya.

Fitrah manusia sebagai mahluk sosial terus menyelimuti kehidupan setiap hari. Interaksi ini melahirkan budaya yang bias disebut sebagai kebutuhan lahir dan batin. Adanya komunitas-komunitas mahasiswa MIPA merupakan perwujudan dari kemiripan karakter individu setiap manusia. Sayangnya komunikasi yang terjadi belum sepenuhnya terlahir dari kehendak, pikiran dan perasaan yang sama untuk mengembangkan ilmu dan teknologi. Bahwa banyak alumni MIPA yang cenderung bingung untuk menentukan pekerjaan, adalah suatu fakta. Demikian juga dengan mahasiswa akhir yang belum bisa “berani” untuk menentukan sendiri topik penelitian skripsinya. Walaupun ada, tetapi sedikit sekali.

Apakah memang fakultas MIPA tak berpotensi untuk memproduksi mahasiswanya untuk bisa kreatif dan inovatif (yang pastinya tidak primitive). Atau karena “sikon” yang seolah-olah memenjarakan pikiran atau dalam bahasa gaul-nya disebut “system”. Ataukah juga karena sudut perspektif tentang ilmu dan teknologi yang masih kabur?

Tulisan ini berusaha agar mahasiswa MIPA dapat menentukan arah masa depannya untuk terus ‘berjalan’ sesuai rel profesinya. Untuk itu akan diberikan pemahaman tentang ilmu dan teknologi baik yang ditinjau secara ontology, aksiologi maupun epistemology. Pengertian dan pemahaman pada ilmu dan teknologi diharapkan dapat memberikan masukan tentang bagaimana sebaiknya mengolah laboratorium dan organisasi kemahasiswaan untuk lebih berbobot dan terarah menuju kejayaan fakultas.
posted by sagitarius_poenya at 19.39 0 comments

posted by sagitarius_poenya at 19.32 0 comments